PEMBANGUNAN karakter (character building) kini sedang dikembangkan dalam dunia pendidikan anak. Menurut Lely, itu merupakan awal yang bagus agar anak mampu bersikap toleransi dalam kehidupannya.
Menurut dia, pembangunan karakter adalah metode pendidikan yang kerap kali dipakai oleh beberapa sekolah, terutama yang menanamkan ajaran agama tertentu. Metode tersebut menitikberatkan pada contoh perilaku ditunjang dengan literatur seperti buku dan VCD. Pembangunan karakter antara lain diajarkan melalui sikap peduli, sabar, rasa kasih terhadap sesama, termasuk menumbuhkan toleransi terhadap perbedaan di dalam masyarakat.
"Mungkin saja anak akan berlaku baik seperti memiliki toleransi tinggi ketika dia di sekolah karena anak terikat dengan aturan. Tapi, ketika anak di rumah, maka anak kembali ke karakter asal," ungkap Lely.
Karena itu, Lely kembali menegaskan pentingnya pendidikan toleransi yang diberikan kepada anak di rumah. Sebenarnya, cara yang dapat dipakai oleh orangtua bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana. Orangtua bisa memasukkan anak ke sekolah yang memiliki latar belakang kebudayaan atau tingkat ekonomi yang berbeda. Atau, orangtua dapat mengikutsertakan anak ke tempat les tari daerah. Karena itu, anak dapat dengan jelas melihat beragam kebudayaan dan menganggap perbedaan bukanlah suatu masalah. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang sering kali diajukan anak kepada orangtua terkait dengan perbedaan yang dilihat anak seharusnya dijawab dengan sejujurnya.
Misalnya, anak yang berasal dari keluarga beragama Kristen melihat seorang muslim sedang melaksanakan ibadah salat. "Orangtua harus menjawab dengan kalimat yang masuk akal. Jangan katakan yang berbeda itu pasti salah. Dengan begitu, anak dapat menyadari bahwa perbedaan itu ada dan menyikapi dengan toleransi," tutur Lely. Fenomena yang terjadi saat ini, lanjut Lely, ialah anak terbiasa membuat kelompok-kelompok pertemanan tertentu. Sementara, anggotanya diseleksi berdasarkan kriteria yang sesuai dengan dirinya. Pada kasus ini, Lely kembali mengingatkan pentingnya peran orangtua untuk menjelaskan kepada anaknya.
Terutama, anak-anak di masa depan dihadapkan dengan era globalisasi yang mengharuskan mereka berhadapan dengan orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda. Karena itu, pemahaman keragaman merupakan hal penting bagi masa depan anak-anak. Apalagi kelak jarak antarnegara dan benua sudah didekatkan oleh kemajuan teknologi. Menurut Lely, toleransi membuat seseorang lebih bisa menerima perbedaan. Pada saat seseorang bisa menerima dan memahami perbedaan, akan lebih mudah melangsungkan suatu kerja sama.Toleransi juga akan membuat anak memiliki rasa percaya diri ketika berdiri sejajar dengan orang dari bangsa mana pun.
(sindo//mbs)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Popular Post
-
Sebagai seorang ibu, Anda harus peduli pada kesehatan keluarga dan Si Kecil. Jadi dalam hal apapun, Anda harus ekstra hati-hati. Sep...
-
By Patricia Wulandari - 28 Juli 2015 Mau langsing, tapi malas olahraga. Meski kita seharusnya memang rajin berolahraga, tapi ini kam...
-
Dear Bunda, Melihat anak marah kadang lucu dan menggelikan. Ekspresi mereka bermacam-macam. Namun ada juga beberapa orangtua yang kewala...
-
Ahh Mamaku sekarang langsing lagi! Cara baru diet aman & sehat, minum aja Madu Langsing. Lebih alami, aman untuk ibu menyusui, b...
-
Banyak para wanita yang tidak sabar untuk menurunkan berat badan setelah proses persalinan. Padahal pada masa-masa itu, seorang wanita memb...
-
Menjadi langsing bagi beberapa orang adalah hal yang paling mereka inginkan. Namun ingat bahwa tak ada cara langsing yang instan. Memang a...
-
Dear Bunda, Memastikan kecukupan gizi anak, adalah salah satu hal yang penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Namun, terkadang ...
-
Vitabumin Nutrisi Tumbuh Kembang Anak - Untuk meningkatkan kepekaan anak terhadap lingkungan dan kecerdasan mereka, banyak cara yang...
-
Alasan sebaiknya menghindari gorengan: 1. Kandungan energi gorengan sangat besar, tapi tidak memiliki nutrisi yang lengkap, jadi dapat...
-
Dear Bunda, Di usia ini, balita belum benar-benar mengenal konsep berbohong. Psikolog klinis Richard Gallagher, PhD, direktur Paren...
Arsip Blog
-
▼
2008
(
72
)
-
▼
Desember
(
22
)
- Belajar piano (klasik)
- Memilih Sekolah Untuk Anak
- AJARI ANAK MENATA LEMARINYA SENDIRI
- BEBASKAN ANAK MENGGAMBAR APA SAJA
- Komputer bikin asyik !
- Benar bakat atau cuma senang sesaat ?
- Si 2 Tahun Berlatih Atasi Masalah
- Merangsang kreatifitas
- Anak harus tahu ragam budaya
- Ajar si kecil minta maaf
- Mengukur tingkat kreatifitas
- Active Learning, Benarkah yang terbaik?
- Mengenalkan Uang Kepada Anak
- KALAU KEMAMPUAN BICARA TERHAMBAT
- Anakpun perlu belajar ASERTIF
- Agar malu tidak menghambat potensi
- Senang bercerita pertanda kreatif
- Membangun Karakter Lewat Media
- Main hujan-hujanan yuk!
- IKUT BANYAK KURSUS? BOLEH SAJA ASAL ENGGAK DIPAKSA
- Aman dan Nyaman di Sekolah Baru
- Belajar Bahasa Mandarin lewat Lagu
-
▼
Desember
(
22
)
0 Response to " Membangun Karakter Lewat Media "
Posting Komentar